Strategi & Pengelolaan Investasi DPBM Tahun 2016

07 April 2017

Kondisi pasar keuangan selama tahun 2016 bergejolak terutama pada semester II masih dipengaruhi oleh beberapa issue global seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia termasuk Cina dan pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang diiringi dengan meningkatnya ketidakpastian terutama pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang baru. Issue global tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi dinamika ekonomi dan pasar keuangan Indonesia pada tahun 2016 yang dapat kami rangkum sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 1.1 Indikator Utama Makro Ekonomi Indonesia

Strategi Investasi 2016

Strategi investasi selama tahun 2016 secara umum adalah menerapkan strategi portofolio yang sustain dan stabil dalam jangka panjang dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Strategi penurunan risiko pasar dan risiko kredit dengan melakukan penurunan nilai investasi pada instrument saham dan reksadana serta melakukan penjualan obligasi yang meningkat risiko kreditnya
  1. Strategi untuk antisipasi tren penurunan bunga :
  • Penempatan deposito, prioritas  tenor 1 tahun atau  6 bulan
  • Pemenuhan minimal SBN dilakukan awal tahun (YTM tinggi), sebagian besar dibuku NPA/HTM.
  1. Memperpanjang durasi obligasi korporasi dari 1 tahun menjadi 3 - 10 tahun (terutama emiten sektor financial/perbankan dan BUMN)
  2. Diversifikasi instrumen investasi yaitu antara lain EBA SP dan Tanah Bangunan
  3. Monitoring perkembangan performance issuer obligasi dan koordinasi dengan MI.

DPBM berupaya mengoptimalkan pendapatan investasi baik dari aktifitas trading dengan memanfaatkan momentum perubahan harga pasar efek dan pemilihan instrument investasi dan alokasi investasi yang dapat memberikan pendapatan bunga (recurring income) tinggi dengan risiko yang terukur. Disamping itu, DPBM juga berupaya membentuk portofolio investasi yang terdiversifikasi dan mampu memberikan pertumbuhan asset dan hasil investasi yang relative stabil dalam jangka panjang. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan keadilan bagi seluruh pesertanya. Upaya diversifikasi dilakukan dengan menambah instrumen investasi  baru antara lain Tanah dan Bangunan serta EBA SP.  

Dengan perpaduan strategi tersebut di atas yang terutama mendorong investasi pada instrumen obligasi korporasi dan SBN, maka perubahan portofolio DPBM secara rinci menjadi sebagai berikut :

Tabel 1.2 Portofolio Investasi DPBM (nilai wajar)

Dari tabel di atas nampak bahwa total investasi nilai wajar DPBM tahun buku 2016 tumbuh sebesar 10,97% dari tahun 2015 dan berhasil melampaui anggaran 2016 sebesar +Rp.98,61 miliar dengan kontribusi utama berasal dari realisasi Hasil Usaha Bersih yang jauh di atas target 2016. Porsi investasi dominan masih pada instrumen pendapatan tetap yaitu berturut-turut Obligasi Korporasi, SBN dan Deposito Berjangka. Pencatatan SBN sebagian besar adalah NPA/HTM sedangkan untuk Obligasi Korporasi dengan emiten BUMN sebagian juga dibuku dengan metode NPA/HTM. Sementara instrumen investasi yang memiliki risiko relatif tinggi seperti Saham Bursa dan Reksadana dengan underlying Saham dikurangi eksposurnya guna menurunkan volatilitas SPI bulanan DPBM.

Strategi investasi DPBM tahun 2016 juga mempertimbangkan upaya pemenuhan ketentuan POJK No.36/POJK.05/2016  yaitu investasi minimal  SBN 20% dari Total Investasi (TI). Realisasi pemenuhan investasi SBN dan yang setara per 31 Des 2016 tercatat mencapai sebesar Rp 2.245,12 miliar atau 38,67%.

Antisipasi dan strategi pengurus dalam berinvestasi di tahun 2016 telah dilakukan secara optimum dengan mempertimbangkan kesempatan dan tantangan pasar modal 2016. Secara keseluruhan kinerja Dana Pensiun Bank Mandiri tahun 2016 telah optimal yang didukung oleh pemilihan portofolio investasi yang mengutamakan prinsip kehati-hatian (prudent) namun mampu memberikan hasil yang stabil dalam jangka panjang serta pengaruh membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia tahun berjalan sehingga nilai posisi Selisih Penilaian Investasi (SPI) DPBM dapat tumbuh signifikan walaupun DPBM tidak melakukan revaluasi atas investasi pada semua perusahaan anak dan asset tetapnya (Penyertaan Langsung dan Tanah Bangunan). Adapun pencapaian Hasil Usaha Bersih (HUB) dan ROI DPBM tahun 2016 adalah sebagai berikut : 

Rp. miliar

Ket = *) yang dibagi ke seluruh peserta